"Setiap anak terlahir untuk menjadi jenius tapi pola
asuh orang tua serta stimulus yang diberikan padanya yang biasa menjadikannya
biasa-biasa saja"
Untuk menjelaskan siapa yang dimaksud dengan anak berbakat,
dapat dilihat dari perspektif sejarah yang panjang. Dilihat dari perspektif
sejarah, konsep anak berbakat dapat dilihat secara konservatif, yaitu hanya
difokuskan kepada kemampuan intelektual tinggi yang diukur oleh tes
inteligensi, menghasilkan indek disebut IQ. Menurut perspektif ini diasumsikan
jumlahnya 1% dari populasi. Menurut perspektif konservatif , orang yang
dikategorikan memiliki keberbakatan adalah mereka yang memiliki IQ antara
130-144 gifted, 145-159 highly gifted dan < 160 profoundly gifted.
Menurut pendekatan yang lebih inklusif, yang dimaksud anak
berbakat adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tinggi,
tetapi juga memiliki kemampuan kreativitas, sosial-emosional dan motivasi
(gifted) dan memiliki keunggulan dalam satu atau lebih bidang tertentu dalam
musik, sastra, olahraga dsb (talented) sehingga mereka memerlukan layanan
khusus dalam pendidikan.
Keberbakatan yang saat ini dianut oleh banyak akhli di
banyak negara adalah keberbakatan yang menganut perspektif yang lebih inklusif,
karena keberbakatan bukan merupakan sesuatu yang tunggal (hanya menyakut
intelektual), tetapi merupakan konsep majemuk.
Karakteristik Siswa Berbakat
Untuk memahami siswa berbakat, dapat diidentifikasi dari
karakteristik yang sering muncul dalam bnetuk perilaku sebagai berikut:
Karakteristik belajar
• Belajar lebih cepat dan lebih mudah
• Menyukai tugas dan tantangan yang kompleks
• Mengetahu banyak hal dimana anak lainya tidak
mengetahuinya
• Memiliki kosa kata yang sangat maju, dan kemampuan
berbahasa sangat baik
• Sudah dapat membaca pada usia yang sangat awal
• Terampil dalam memcahkan masalah
• Sering mengajukan pertanyaan yang kritis dan tidak
teerduga
• Menunukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal
Karakteristik Motivasi
• Persisten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi
minatnya
• Senang mengerjakan tugas secara independen, hanya sedikit
memerlukan pengarahan
• Komitmen kuat pada tugas yang dipilihnya
Karaktersitik Kreativitas
• Sensitif terhadap estetika
• Suka bereksperimen, sering menemukan cara baru dalam
mengerjakan tugas
• Spontan dalam mengekresikan rasa humor
• Banyak ide ketika menghadapi tantangan/problem
Kaarakteristik Sosial-emosional:
• Memiliki rasa percaya diri yang kuat
• Lebih menyukai teman yang lebih tua usianya dan memiliki
kesamaan minat
• Cenderung perpfeksionis
• Mudah menyesuiakan diri pada situasi baru
Kebutuhan Belajar Siswa Berbakat
Merujuk kepada konsep keberbakatan yang menggunakan
perspektif yang lebih inklusif dan bersifat majemuk serta karakteritik umum
yang dapat diidentifikasi maka kebutuhan belajar siswa berbakat secara umum
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu: 1) kebutuhan dalam
mengembangankan kemampuan intelektual dan kreatifitas, 2) kebutuhan dalam
mengembangkan aspek sosial-emosional dan motivasi.
Oleh karena itu pembelajaran bagi siswa berbakat seharusnya
diarahkan untuk mengembangkan kedua hal tersebuat. Hal yang sering terabaikan
dalam pembelajaran termasuk pembelajar siswa berbakat dalam hal pengembangan
kreativitas dan sosial-emosional. Pembelajaran biasanya lebih banyak
mengembangkan aspek intelektual. Hal ini dapat dimaklumi karena guru dalam
melakukan pembelajaran sering terburu-buru dan kehabisan waktu untuk mengerjar
terget kurikulum. Aspek kreativitas anak jarang tersentuh. Maka menjadi tidak
mengherankan, jika pendidikan kita hanya menghasilkan siswa yang siap untuk
ujian bukan siswa kreatif yang siap mengahadapi tantangan hidup.
Strategi Pembelajaran yang Mengembangkan Keterampilan
Berpikir Kreatif
Dunia membutuhkan ilmuwan kreatif yang dapat menghasilkan
solusi inovatif dalam memecahkan masalah. Disadari bahwa tidak semua siswa
berbakat akan menjadi ilmuwan, tetapi mungkin akan menjadi pengusaha, pemimpin
organisasi, pemimpin perusahaan dsb. Meskipun demikian berpikir kreatif itu
sangat penting untuk semua bidang pekerjaan. Oleh karena itu sangat penting
untuk menginisiasi keterampilan berpikir kreatif ke dalam pembelajaran
1 komentar