Analisis Alih Fungsi Perilaku

ANALISIS FUNGSI
Langkah awal dalam modifikasi perilaku disebut analisis fungsi. Dalam analisis ini informasi yang relevan dikumpulkan sesuai dengan permasalahan yang akan ditangani. Ada tiga hal yang perlu diungkap dalam analisis fungsi, yaitu faktor-faktor penyumbang terjadinya perilaku, yang ”memelihara” perilaku, dan tuntutan melakukan analisis fungsi dapat digunakan formula ABC. Formula tersebut adalah:
A. (Antecedent) ialah segala hal yang mencetuskan atau menyebabkan perilaku yang dipermasalahkan. Antecedent ini berkaitan dengan situasi tertentu (bila sendiri, bila bersama teman, saat tertentu, tempat tertentu, selagi melakukan aktivitas tertentu, dan sebagainya)
B. (Behavior) ialah segala hal mengenai perilaku yang dipermasalahkan. Behavior ini dilihat dari sisi frekuensinya, intensitasnya, dan lamanya.
C. (Cosequence) ialah akibat-akibat yang diperoleh setelah perilaku itu terjadi. Konsekuensi inilah yang biasanya ’memelihara” perilaku yang menjadi masalah. Misalnya: mendapat pujian atau perhatan, peerasaan lebih tenang, bebas dari tugas, dan sebagainya.
Contoh: Seorang siswa bernama Ida suatu saat disuruh gurunya menyanyi di depan kelas”Ida silahkan sekarang kamu menyanyi di depan kelas!”. ida akhirnya menyanyi dengan suara parau dan tidak hafal syairnya, akhirnya ia mendapat celaan dari teman-temannya akhirnya Ida malu.
Dari contoh di atas sebagai antecedent (A) adalah perintah guru untuk menyanyi di depan kelas. Menyanyi dengan suara parau dan tidak lancar syairnya adalah perilaku yang tampak (B). Konsekuensinya (C) adalah malu.
Dalam analisis fungsi, perolehan informasi diarahkan dalam tiga hal tersebut. Informasi tersebut mungkin berkenaan dengan antecedentnya, mungkin berkaitan dengan perilakunya itu sendiri, atau mungkin berkaitan dengan konsekuensinya. Ketiganya mempunyai peran utama dalam memunculkan masalah dan kelak menentukan teknik pengubahan perilaku yang akan digunakan dalam mengatasi masalahnya. Kadang-kadang dari analisis fungsi ditemukan, bahwa masalah yang sebenarnya tidak sebesar seperi yang dilaporkan. Misalnya, seorang ibu yang teralu perhatian pada anak gadisnya, melaporkan bahwa anaknya terlihat sangat murung akhir-akhir ini. Ternyata kemurungan itu masih dalam taraf normal, karena antecedentnya ialah kehilangan kucing kesayangannya.
Informasi yang relevan juga memungkinkan pengungkapkan problema-problema yang mungkin harus mendapatkan prioritas penyelesaian lebih dahulu dari pada problema yang dikeluhkan. Ketepatan dalam membuat urutan penyelesaian problema akan mempermudah penyelesaian problema yang lainnya.
Setelah informasi yang relevan diperoleh, barulah diambil kesimpulan berkaitan dengan:
1. Siapa yang perlu dikenai perlakuan, dan sipakah yang perlu diikutsertakan dalam pemberian perlakuan.
2. Perilaku mana yang merupakan sasaran perubahan lebih dahulu.
3. Teknik apa yang akan digunakan.
Modifikasi perilaku memerlukan penanganan dengan perencanaan dan monitoring. Makin kritis perilaku bagi kelangsungan kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat individu, serta makin sulit berubah perilaku tersebut, maka diperlukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi makin ketat. Dalam hal ini diperlukan informasi yang akurat dalam analisis fungsi. Masalah yang ”ringan” dan tidak teralu menentukan kelangsungan kehidupan dapat diselesaikan dengan meminta klien untuk mengubah perilakunya sendiri. Cara yang sering dilakukan adalah mendorong klien secara pribadi untuk mengubah perilaku tertentu yang tidak adaptif.

0 Response to "Analisis Alih Fungsi Perilaku "

Posting Komentar